Bandarlampung, 16 April 2025 – Harga kelapa sawit di Provinsi Lampung mengalami penurunan signifikan dalam sepekan terakhir, membuat petani setempat menghadapi tekanan ekonomi. Harga Tandan Buah Segar (TBS) yang sempat menyentuh Rp2.500 per kilogram (kg) awal tahun 2025, kini turun drastis menjadi **Rp1.800/kg**, bahkan di beberapa daerah hanya mencapai **Rp1.600/kg**.
**Penyebab Anjloknya Harga Sawit**
Menurut **Asosiasi Petani Kelapa Sawit Lampung (APKSL)**, penurunan harga ini dipicu oleh beberapa faktor:
1. **Melemahnya Permintaan Global** – China dan India, dua importir utama minyak sawit Indonesia, mengurangi pembelian akibat stok yang masih tinggi.
2. **Kebijakan Ekspor yang Tidak Stabil** – Perubahan regulasi ekspor Crude Palm Oil (CPO) oleh pemerintah pusat membuat pasar internasional menunda pembelian.
3. **Peningkatan Produksi Musim Panen** – Memasuki masa panen raya, pasokan melimpah sementara permintaan tidak seimbang.
*”Kondisi ini sangat memberatkan petani kecil. Biaya produksi terus naik, tapi harga jual justru turun. Banyak yang terancam gulung tikar,”* keluh **Ahmad Syafii**, Ketua APKSL.
**Dampak pada Petani dan Perekonomian Lokal**
Penurunan harga sawit berimbas pada pendapatan ribuan petani di Lampung, terutama di Kabupaten **Lampung Timur, Tulang Bawang, dan Way Kanan**. Sejumlah petani mengaku terpaksa menjual hasil kebun dengan harga rendah untuk menutupi biaya operasional.
*”Kalau begini terus, kami tidak bisa bayar pupuk dan upah pekerja. Banyak yang mulai beralih ke tanaman lain seperti karet atau kopi,”* ujar **Sukardi**, petani sawit di Lampung Timur.
**Respons Pemerintah Daerah**
Menyikapi hal ini, **Pemerintah Provinsi Lampung** berencana menggelar **pelatihan diversifikasi produk sawit** untuk meningkatkan nilai tambah. Selain itu, Dinas Perdagangan setempat berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk memperluas akses pasar.
*”Kami sedang mendorong pembangunan pabrik pengolahan sawit skala kecil agar petani tidak hanya menjual TBS, tetapi juga produk turunan seperti minyak goreng atau biodiesel,”* jelas **Budi Santoso**, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung.
**Prospek ke Depan**
Analis pasar memperkirakan harga sawit masih akan fluktuatif hingga pertengahan tahun, tergantung kebijakan ekspor dan permintaan global. Petani diharapkan bisa memanfaatkan program bantuan pemerintah dan tidak bergantung sepenuhnya pada penjualan TBS.
**#SavePetaniSawit #EkonomiLampung #HargaSawitAnjlok**